Connect with us

Bisnis

Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Menko Airlangga Bersama Presiden ERIA Luncurkan Digital Innovation and Sustainable Economy Center (DISC)

Published

on

InfoMoneter.co – Kementerian Koordinator bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menggandeng Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) berkolaborasi menggelar Symposium on Digital Economy and Sustainability pada Kamis (24/08) di Jakarta. Simposium ini menjadi salah satu side event dalam mendukung Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.

Simposium yang dihadiri tidak kurang dari 700 peserta tersebut juga menggelar diskusi panel dalam sesi kedua. Hadir dalam simposium tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Inspektur Kemenko Perekonomian, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian, dan Juru Bicara Kemenko Perekonomian.

Advertisement

Pada kesempatan ini, Menko Airlangga bersama Presiden ERIA Prof. Tetsuya Watanabe resmi meluncurkan Digital Innovation and Sustainable Economy Center (DISC), yang merupakan platform virtual dan fisik bagi para pembuat kebijakan, dunia usaha, dan akademisi profesional serta organisasi untuk bertransformasi menuju keberlanjutan berbasis digital.

“Peluncuran DISC menandai titik penting dalam perjalanan ASEAN menuju masa depan yang berdaya secara digital. Kami berkomitmen untuk mendorong kolaborasi dan inovasi yang akan membuka jalan bagi ASEAN yang sejahtera dan berkelanjutan,” kata Prof. Tetsuya Watanabe Presiden ERIA.

Saat menyampaikan pandangan pemerintah, Menko Airlangga menegaskan bahwa jumlah start-up di Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia. Menko Airlangga juga berkesempatan mendengarkan dan berdiskusi dengan para pendiri start-up yang dimoderatori oleh Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia Kemenko Perekonomian Rizal Edwin. Diskusi tersebut membahas berbagai hal antara lain inovasi, akses pendanaan, dan digital talent.

Advertisement

Menko Airlangga juga menjelaskan digital talent menjadi perhatian Pemerintah dan Pemerintah telah memiliki program retraining dan reskilling untuk digital talent, termasuk mendorong Digital Hub atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Digital yang terdapat di Nongsa Digital Park di Batam. Pemerintah mengundang beberapa data center untuk masuk di KEK tersebut. Indonesia juga terus mendorong dibangunnya co-working space sehingga anak muda bisa mulai berusaha dalam sebuah ekosistem yang akan dibangun.

“Pemerintah berharap adanya program-program pengembangan talenta digital dapat menjadikan backbone IT tidak di negara lain, tetapi di Indonesia,” kata Menko Airlangga.

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam ekonomi digital dan momentum Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 juga menjadikan ekonomi digital sebagai isu prioritas. Potensi ekonomi digital Indonesia juga didukung dengan potensi kawasan ASEAN yang diperkirakan memiliki nilai ekonomi digital yang meningkat menjadi US$ 330 miliar pada tahun 2025, dan kemudian meroket hingga US$ 1 triliun pada tahun 2030, yang mana sepertiganya berasal dari Indonesia. Angka tersebut bahkan akan meningkat dengan adanya Digital Economic Agreement Framework (DEFA).

Advertisement

“Adanya Digital Economic Agreement Framework ini diharapkan angkanya menjadi double, menjadi US$ 2 triliun di tahun 2030, dan Indonesia ini 40% dari ekonomi digital ASEAN. Itu angkanya bisa naik,” tegas Menko Airlangga.

DEFA secara resmi akan diluncurkan September nanti dan putaran pertama perundingan tersebut akan dilaksanakan pada akhir tahun 2023 dan ditargetkan selesai pada 2025. DEFA akan membuka babak baru dalam integrasi ekonomi digital regional. Dengan adanya perjanjian ini diharapkan akan menarik investasi, mendorong inovasi, meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja yang berkualitas serta memberdayakan sektor UMKM.

Advertisement

Trending