Infomoneter.co – PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) merilis obligasi sebesar Rp 800 miliar, dimana penerbitan ini merupakan tahap I dari rangkaian penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Bali Tower dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 1,6 triliun.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Direktur Utama PT Bali Towerindo Sentra Tbk, Jap Owen Ronadhi di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
“Surat utang ini terbagi dalam dua seri, yaitu Seri A dan B dengan tenor masing-masing 3 tahun dengan kupon 9,2-9,8 persen dan 5 tahun 9,7-10,3 persen,” kata
Bunga obligasi akan dibayarkan setiap 3 bulan sejak tanggal emisi. Perseroan dijadwalkan mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada t21 Februari 2020 dan masa penawaran umum obligasi akan dilaksanakan pada 24-25 Februari 2020, dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Maret 2020.
Obligasi ini mendapatkan peringkat A dari PT Fitch Ratings Indonesia. BALI juga telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Sinarmas Sekuritas, serta PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriters) dan PT Bank Bukopin Tbk sebagai Wali Amanat.
Obligasi ini dijamin dengan aset berupa menara telekomunikasi milik perusahaan dan entitas anak yang mencakup 100 persen dari total emisi obligasi, serta pembayaran tunai oleh PT Indonesia Infrastructure Finance sebagai penanggung obligasi sebesar 50 persen dari pokok obligasi yang diterbitkan apabila terjadi kelalaian oleh Perseroan.
PT Indonesia Infrastructure Finance sendiri merupakan lembaga keuangan non-bank yang bergerak di pembiayaan infrastruktur yang didirikan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui PT Sarana Menara Infrastruktur dengan pemegang saham internasional lainnya yaitu World Bank melalui International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), KFW DEG, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
Saat ini PT Indonesia Infrastructure Finance memperoleh peringkat idAAA Pefindo dan AAA (idn) Fitch. Selain itu, perusahaan juga menyediakan penyisihan dana (sinking fund) untuk obligasi ini sebesar 1 periode pembayaran bunga. Sebab, perusahaan merupakan penyedia menara eksklusif untuk wilayah Badung, Bali, hingga 2027.
Dalam perluasan kegiatan usahanya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, BALI memperluas jaringan menara telekomunikasi melalui pembangunan microcell pole (“MCP”) yang diperuntukkan bagi daerah padat penduduk atau perkotaan. Seluruh menara telekomunikasi milik BALI tersebut terintegrasi dengan jaringan transmisi fiber optic.
Informasi saja, hingga 30 September 2019, BALI memiliki lebih dari 3.600 menara yang tersebar di Bali, Jakarta, dan kota lainnya di pulau Jawa, dengan jumlah lebih dari 2.400 unit menara dalam status on-air dan telah terintegrasi (ready for service). (Jep)