INFOMONETER.CO, Jakarta-Aktivitas penagihan merupakan bagian penting bukan hanya dalam hal bisnis, tetapi hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat baik ekonomi maupun sosial. Berbagai survey menyebutkan, permasalahan tagihan macet, salah satunya disebabkan ketidakjelasan dalam pengiriman invoice penagihan dan lamanya proses pembuatan tagihan yang masih dilakukan secara manual.
Menurut riset yang dilakukan oleh Jatelindo Perkasa Abadi sebagai salah satu perusahaan biller agregrator, rata-rata pemilik bisnis menghabiskan 10% waktunya untuk membuat invoice. Itu belum termasuk menagih, mengecek pembayaran masuk, mengonfirmasikan kembali dan human error yang kerap ditemui dalam proses penagihan.
Bagi perusahaan besar, lembaga atau sektor formal lainnya yang kerap melakukan kegiatan bisnis dan perputaran uang, mekanisme penagihan ini tentu tidak begitu bermasalah, karena sudah diatur dalam sistem manajemen yang terkomputerisasi dengan beragam pilihan kanal Pembayaran
Tetapi, bagaimana dengan sektor informal seperti organisasi ke-RT-an, komunitas pengajian, arisan warga, pemilik kos-kosan/apartemen, lembaga pendidikan, alumni sekolah, event organizer atau organisasi sosial/komunitas lainnya yang juga tak kalah aktif intensitasnya dalam berbagai kegiatan pengumpulan dana, tak jarang ditemui berbagai kesulitan. Umumnya kegiatan penarikan iuran mereka masih dilakukan dengan cara sederhana, misalnya melalui penyebaran pada grup-grup Whatsapp, SMS atau jalur titip menitip. Dampaknya memang menjadi kurang efektif dan membuang waktu.
Padahal volume aktivitas di sektor informal ini lumayan besar, berdasarkan data dari BPS dan Kemendikbud tahun 2017, tercatat jumlah sektor informal yang melakukan aktivitas penagihan ini mencapai kurang lebih 216 jutaan jiwa (86%) dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta.
Lingkup terbesar adalah RT/RW yang mencapai ±160 juta di seluruh indonesia, kemudian lingkungan lembaga pendidikan SD (±25 juta), SMP (±25 juta), SMA dan Perguruan Tinggi rata-rata 4 jutaan orang. Sisanya ada sektor MLM, komunitas olah raga, hobi, musik dan sebagainya. Dari 216 jutaan orang tersebut, jika diambil 10 persen saja berdasarkan kategori berpenghasilan menengah, jumlahnya berkisar 21,6 Juta orang yang saat ini belum tersentuh layanan penagihan (biller) yang praktis.
Menjawab kebutuhan tersebut, Jatelindo Perkasa Abadi sebagai salah satu perusahaan biller agregator terkemuka di Indonesia meluncurkan Narobil, yaitu sebuah platform berbasis web yang mempermudah masyarakat dalam melakukan penagihan sekaligus pilihan kanal pembayaran yang luas . (www.narobil.id).
Yang menarik dari Narobil ini, Biller bisa memilih dua layanan yaitu Self Service dan Custom Service. Meski Self Service atau menerbitkan penagihan secara mandiri, fitur-fiturnya dirancang simpel dan mudah dipahami. Biller tinggal membuat tagihan sesuai kebutuhan dengan pilihan nominal jumlah tagihan, menentukan term waktu, merinci daftar penerima tagihan (list name), media pengingat tagihan (reminder) dan memilih berbagai Kanal pembayaran.
Penerima tagihan nantinya akan menerima nomor bayar dari pesan singkat Biller. Di sini, biller juga bebas menentukan media pengiriman tagihan sesuai dengan kebiasaan penerima tagihan, bisa lewat SMS, WhatsApp atau email. Sistem akan otomatis mengingatkan penerima tagihan secara berkala jika belum melunasi tagihan atau membayar tagihannya.
Selain itu, biller pun tidak perlu dipusingkan lagi harus mengecek ulang setiap pembayaran yang masuk. Pada dasboard Biller sudah tercatat lengkap laporan pelanggan atau anggota Anda yang belum menyelesaikan kewajibannya. Tentu hal ini sangat memudahkan Biller yang memiliki jumlah penerima tagihan banyak. Jika telah melewati batas waktu penagihan, Biller dapat dengan mudah memperbarui kembali.
Jika Biller membutuhkan layanan yang lebih spesifik dan customized, dapat memilih layanan custom service. Tim handal Narobil siap sepenuhnya membantu kebutuhan biller. Untuk layanan ini, ada biaya khusus yang dikenakan.
Untuk memberikan pengalaman yang lebih kepada biller, saat ini Narobil masih berbasis web. Namun, secara bertahap, akan disempurnakan pelayanannya sehingga bisa diakses melalui aplikasi Mobile Apps dengan pilihan kanal pembayaran yang lebih luas lagi, tidak hanya via bank, tetapi juga ranah kanal yang paling mudah dijangkau masyarakat.
Khusus bagi biller Self serviced selama masa promo soft launching kurang lebih 3 bulan (sejak 14 Februari 2019), tidak dikenakan biaya apapun jika transaksi dilakukan via Bank Mandiri. Biaya administrasi sebagaimana ketentuan pada umumnya berlaku hanya dikenakan jika bertransaksi antar bank berbeda.
Setelah masa promo berakhir, biller yang melakukan transaksi via Bank Mandiri hanya dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 3.500. Biaya adminisrasi tersebut, dapat Biller bebankan pada anggota. Namun Jika transaksi dilakukan antar bank berbeda, ada tambahan biaya transfer antar bank sesuai kebijakan masing-masing bank yaitu berkisar Rp4.000 – 6.500 per transaksi.
“Hadirnya Narobil, diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi penarikan dan pembayaran tagihan yang cepat, mudah, tidak bikin repot, apalagi sampai membuat kegiatan dan hubungan komunikasi di masyarakat jadi terhambat,” papar Direktur Utama PT Jatelindo Perkasa Abadi, Armanto Idham Hadju.
Dimas Andoko, selaku Business Director Agan (komunitas Loper Koran) juga telah merasakan manfaat Narobil dalam menarik tagihan dan pembayaran setoran dari para agen dan lopernya.
“Sejak menggunakan Narobil, saya merasakan banyak sekali manfaatnya. Agen jadi lebih mudah menagih dan lebih cepat memantau riwayat transaksi yang masuk. Dan, dari sisi loper koran, yang semula biasanya nitip transfer di bank ke orang yang punya rekening, atau setor tunai ke bank atau ATM, dengan menggunakan Narobil nantinya bisa lebih mudah disetor melalui kanal pembayaran lainnya yang mudah ditemukan di masyarakat,” Ungkap Dimas Andoko yang saat ini membawahi 300 anggota yang terdiri dari 80 agen dan 230 loper koran se-wilayah Banten, Indramayu, Majalengka, Kuningan dan Cirebon.
Rata-rata anggota Komunitas Agan, berusia sekitar 35 hingga 60 tahun dan sudah bekerja sama kurang lebih 15 tahun. Sehari-hari mereka melakukan transaksi penyetoran pembelian koran berkisar Rp 50.000 sampai Rp 150.000. Selama ini komunikasi berjalan melalui WhatsApp atau Telegram.
Dimas berharap dengan adanya Narobil, anggotanya bisa lebih produktif dalam mengembangkan bisnis Agan lebih maju lagi. Era digital mendorong sektor ekonomi riel bergerak cepat dan dinamis beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“ Narobil memberikan kesempatan kepada masyarakat melakukan hal-hal yang lebih penting untuk meningkatkan skalasi komunikasi, kualitas program, kegiatan dan sebagainya” pungkas Idham.
Demi kenyamanan, Narobil menjamin kerahasiaan data seluruh member yang telah terdaftar dalam sistem. Semuanya telah tertuang dalam terms and conditions saat pertama kali Biller mengakses Narobil. “Bukan hanya kerahasiaan data yang kami jamin, juga jenis transaksi di Narobil kami tidak tolerir untuk aktivitas kriminalitas, prostitusi dan pencucian uang,” tandas Idham. (KORMEN)