Infomoneter.co – PT Raksasa Laju Lintang (Ralali.com) menyatakan bahwa target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asean pada tahun 2020 harus diimbangi oleh kesiapan big data industri e-commerce pada ekosistem digital.
CEO Ralali.com, Joseph Aditya mengungkapkan bahwa, sejauh ini sebesar 60 persen ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Selama ini UMKM kita melawan big player dan mereka mengalami banyak keterbatasan pengembangan bisnis,” kata dia di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Aditya menyebutkan, Ralali.com sebagai online business to business (B2B) marketplace pertama yang menyasar sektor UMKM, memandang bahwa kondisi tersebut membuka peluang bagi perusahaan untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi digital.
“Di Indonesia, UMKM yang berjumlah 60 juta usaha, banyak yang belum terdaftar di pemerintah,” imbuhnya.
Saat ini Ralali telah memiliki on-demand platform bernama BIg Agent yang bisa membantu kemudahan berbisnis bagi UMKM dengan menghubungkan sumber daya manusia (SDM) dengan aplikasi digital. “Presiden Joko Widodo menekankan agar kesiapan ekosistem digital segera terwujud melalui SDM yang unggul,” paparnya.
BIG Agent sendiri merupakan wujud komitmen perusahaan untuk memperkuat ekosistem.digital Ralali.com, guna menciptakan konektivitas dan inklusivitas.
“Kolaborasi antara SDM unggul dengan inovasi teknologi ini akan berdampak pada pengembangan bisnis yang lebih mudah,” ucap Aditya.
Ia mengharapkn, platform tersebut bisa menjadi wadah SDM berbasis freelancer yang melek teknologi dan bisa menghubungkan jutaan manusia dalam upaya pemerataan akses berbisnis.
“Dengan adanya BiG Agent, pelaku bisnis bisa memangkas jarak dan waktu menyebarluaskan bisnis maupun produknya kepada sasaran yang tepat serta membayar sesuai performa,” kata Aditya.
Berdasarkan data Ralali, terdapat ratusan ribu pekerjaan di platform BIG Agent, termasuk korporasi besar.seperti Unilever Food Solutions dan Sasa. Ada tiga layanan pekerjaan yang diberikan BIG Agent, yakni survei pasar (14,29 persen) promosi (74,52 persen) dan akuisisi (4,25 persen).
Sementara itu, menurut Chief Operating Officer Ralali, Alexander Lukman, pengolahan data trsebut menjadi rujukan tepat sasaran untuk memahami berbagai kebutuhan dalam ekosistem digital.
“Kami juga memberikan kemudahan bagi pelaku bisnis dengan akses fintech, karena BIG Agent telah menghubungkan lebih dari 1.500 pelaku usaha dengan partners fintech Ralali dengan total pendanaan Rp18 miliar,” pungkas Alexander. (Jep)