Connect with us

Finance

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik 5% di Tahun 2018, Ekonomi akan Membaik pada 2023

Published

on

 

Advertisement

INFOMONETER.CO, Jakarta-Bertepatan dengan tahun politik di Indonesia, Bank DBS Indonesia kembali menghadirkan DBS Asian Insights Conference bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, serta beberapa pakar ekonomi.

Konferensi tahunan yang kali ini mengangkat tema ‘Accelerating Growth for Future-Forward Indonesia dan Game Changers; New Futures, New Opportunities’, ingin memberikan prediksi peluang dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia di tengah pembangunan dan iklim politik dalam negeri, serta gejolak perekonomian dunia.

Gejolak perekonomian dunia yang disebabkan oleh ancaman perang dagang Amerika Serikat dan China berdampak besar terhadap perekonomian dunia. Prospek melambatnya perekonomian dunia pun membuat pasar saham dunia bergejolak, indeks S&P 500 turun 17% dari level tertingginya di September 2018. Tidak hanya itu, Indeks MSCI juga turun 15% dari level tertinggi juga di bulan yang sama. Bahkan, International Monetary Fund (IMF) menyebut gejolak ekonomi dunia mulai memunculkan tanda-tanda akan datangnya krisis finansial.

Advertisement

Indonesia memiliki pertumbuhan yang cukup baik di tengah dinamika perekonomian dunia di tahun 2018. Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5%. Hal ini juga bisa dilihat dari realisasi pendapatan negara mencapai 100% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di akhir tahun 2018. Defisit APBN dianggap sehat, hingga akhir November 2018 mencapai Rp 278 triliun atau 1,89% di bawah Produk Domestik Bruto (PDB), di mana angka ini di bawah target APBN sebesar 2,19%.

BACA JUGA  Keren! 232 Pelari Asing dari 32 Negara Meriahkan BTN Jakarta International Marathon (JAKIM) 2024

Inflasi pun terkendali. Hal ini dibenarkan oleh Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia, beliau menyatakan pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kuat karena didukung oleh konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.

“Kami mengharapkan momentum pada akhir tahun akan tetap berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi mendekati 5,15-5,17%. Di balik indikator pertumbuhan ekonomi, banyak sekali indikator pembangunan yang truly matters to the people,” ujar Sri Mulyani.

Advertisement

Ia pun melanjutkan bahwa hal ini juga menekan tingkat kemiskinan di dalam negeri sepanjang sejarah Indonesia. “For the first time, single digit poverty rate yang sekarang turun menjadi 9,66% dari 9,8% pada Maret 2018,” tambahnya.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menambahkan, selain pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan tingkat kemiskinan yang menurun, laju inflasi Indonesia dinilai sudah cukup baik sampai akhir tahun 2018. Hal ini terbukti dari tingkat inflasi yang berada di bawah 3%.

“Kalau kita manage dengan baik, ekonomi kita akan membaik sampai 2023. Kita harus optimistis terhadap kondisi ekonomi kita saat ini, karena kita bisa menahan inflasi di bawah 3%. Tidak akan ada ancaman yang berarti dalam 10-15 tahun ke depan. Untuk itu, kita fokus untuk membangun infrastruktur dan sumber daya manusia mulai dari sekarang,” tutupnya.

Advertisement

Senada dengan itu, Chief Economist DBS Bank Ltd. Taimur Baig mengungkapkan strategi yang dapat dilakukan oleh Indonesia dalam memaksimalkan peluang di tahun 2019. “Di tengah pengaruh eksternal seperti ancaman perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok dan keputusan The Feds, serta pengaruh faktor internal dimana akan ada pemilihan umum, Indonesia harus fokus pada permintaan domestik. Apabila permintaan domestik terdapat peningkatan, maka di sinilah terdapat peluang bagi Indonesia.

BACA JUGA  Produk Populer di Sosial Media, BNI Syariah Raih Penghargaan 8th Digital Infobank Awards 2019

Sebagai catatan, hal ini bukan berarti permintaan eksternal seperti ekspor, impor, manufaktur dan tambang tidak penting. Indonesia memiliki populasi yang besar yang didominasi oleh generasi muda yang dinamis. Banyaknya jumlah bisnis baru, startup, di Indonesia menjadi salah satu daya tarik Indonesia di mata dunia. Melalui permintaan domestik saja, Indonesia dapat tumbuh di angka 4-5%.” ungkap Taimur Baig, Chief Economist DBS Bank Ltd.

DBS Asian Insights Conference merupakan salah satu bentuk komitmen Bank DBS Indonesia dalam mewujudkan misi ‘Live more, Bank less’. “Kami menginginkan masyarakat Indonesia dapat lebih menikmati hidup tanpa di rumitkan oleh hal-hal lain, khususnya perihal perbankan. Berangkat dari misi tersebut, kami berkomitmen untuk menjadi institusi perbankan yang terdepan dalam memberikan wawasan yang komprehensif terutama terkait bisnis dan ekonomi.

Advertisement

Melalui acara ini, kami berharap bisa dapat membantu para pelaku bisnis dalam mengambil keputusan dan menentukan arah tujuan yang ingin dicapai,” ujar Paulus Sutisna, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia.

BACA JUGA  2020, BTN Berfokus Menjadi Rumah Bagi Milenial

Pembicara yang turut hadir di dalam DBS Asian Insights Conference, antara lain:  Taimur Baig – Chief Economist DBS Bank Ltd., Burhanuddin Muhtadi – Executive Director of Indonesian Politics Indicator and Research Institution of Indonesia, William Tanuwijaya – Co-Founder Tokopedia, Denni Puspa Purbasari – Deputi III Kantor Staf Presiden, Damhuri Nasution – Panel Expert Katadata Insight Center/ Head Danareksa Research Institute, Betty Alwi – General Manager Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, serta Markus Erik A. – Head of Market Intelligence and Investment Specialist Team, PT Bank DBS Indonesia. (kormensius)

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

Trending