Connect with us

Bisnis

Menko Airlangga Kunjungi Fasilitas Terintegrasi CNGR Advanced Material di Basis Industri Qinzhou China, Sepakati Kerjasama R&D dengan Fakultas Teknik UGM

Published

on

Jakarta, INFOMONETER.CO – Setelah menghadiri Nikkei Forum di Tokyo selama 2 hari, memanfaatkan libur panjang kemarin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan diri mengunjungi fasilitas industri terintegrasi CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China bagian Selatan yang paling dekat ke arah Asia Tenggara, kurang lebih 90 km dari Kota Nanning di China bagian selatan. Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga langsung diterima oleh Deng Wei Ming, Chairman CNGR.

Chairman Deng mengungkapkan komitmennya kepada Menko Airlangga, “CNGR berkomitmen untuk bekerjasama dengan universitas terkemuka di Indonesia dalam pengembangan diversifikasi teknologi industri material untuk energi baru di Indonesia”.

Advertisement

CNGR adalah salah satu Group Perusahaan besar dari China yang bergerak di industri pengolahan nickel dari hulu sampai hilir, merupakan Perusahaan yang memimpin pengembangan dan inovasi di bidang energi material, dan diakui sebagai The World Leader in New Energy Materials. CNGR melakukan 4 modernisasi industri: diversifikasi teknologi, globalisasi pengembangan, digitalisasi operasional dan membuat ekologisasi industri.

BACA JUGA  Bank DKI Tambah Layanan Pembayaran Pajak pada 12 Gerai Samsat di Wilayah DKI Jakarta

Sebagai industri terintegrasi dalam pengolahan nikel, CNGR memproduksi Sintesa Prekursor Terner dan Nikel Elektrolitik. CNGR merencanakan untuk melakukan investasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun ke depan, dan sejak tahun 2021 sudah melakukan investasi sebesar Rp32,1 triliun di Indonesia. CNGR sudah membangun fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara, Weda Bay, dan Batulicin.

Saat ini CNGR mulai mengembangkan fasilitas kawasan terintegrasi di Konawe Utara yang disebut Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KITHK) seluas lebih dari 5.000 Ha yang akan dimulai pembangunannya pada Kuartal keempat tahun 2024 ini, dan akan menyerap 28 ribu tenaga kerja lokal.

Advertisement

Untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ketahanan Cadangan mineral Indonesia, CNGR melakukan pengolahan biji nikel dengan inovasi teknologi OESBF (Oxygen Enriched Side Blown Furnace) yang merupakan industri pertama di dunia yang mengimplementasikan pemanfaatan bijih nikel dengan cakupan grade yang lebih luas, efisiensi energi yang meminimalisir emisi karbon, dan produksi limbah yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaatkan oleh industri lain.

BACA JUGA  Kabar Baik! Stabil dan Terkendali, Pemerintah Umumkan Inflasi Inti Indonesia pada September 2023 Bertengger di Peringkat 7 Dunia

Selain itu, sebagai hasil dari sinergi dengan kebijakan hilirisasi mineral di Indonesia, CNGR telah berhasil memproduksi Elektrolitik Nikel (Nickel Cathode) dengan kemurnian 99,99% dan per 23 Mei 2024 kemarin telah membawa nikel Indonesia masuk ke dalam rantai pasokan metal di LME (London Metal Exchange).

Pada kunjungan tersebut, Menko Airlangga mengecek secara langsung berbagai fasilitas industri, yaitu fasilitas teknologi OESBF untuk ketahanan cadangan mineral karena dapat mengambil cakupan nikel dengan grade yang lebih luas. Kemudian melihat fasilitas Elektrolitik Nikel yang menggunakan teknologi ekstraksi sentrifugasi. Selanjutnya juga melihat teknologi untuk produksi prekursor bahan baku battery lithium yang saat ini CNGR menjadi top global untuk pemasok prekursor bagi rantai industri battery lithium selama 4 tahun berturut, yang digunakan oleh banyak industri terkemuka seperti Tesla, Samsung, LG, SK, Panasonic.

Advertisement

Setelah mengecek secara langsung berbagai inovasi teknologi dalam satu rantai industri terintegrasi dalam rantai pasok EV (Electric Vehicles), Menko Airlangga juga mendorong agar CNGR membantu pengembangan R&D material untuk energi baru yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, dalam hal ini dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (FT UGM).

BACA JUGA  Proses Aksesi Indonesia akan Dimulai, Sekjen OECD Temui Menko Airlangga

Melalui kerja sama ini akan dipersiapkan pendirian Metal Energy R&D Center atau Pusat Riset dan Pengembangan Material Energi. Menyambut kerja sama ini, pihak UGM akan mendorong pengembangan Engineering Research Innovation Center di UGM, yang saat ini penelitiannya lebih banyak mengenai recycling, rare earth element, deposit material di Indonesia. Diharapkan dengan adanya dukungan CNGR akan lebih fokus ke material untuk energi baru.

Hadir mendampingi Menko Airlangga dalam kunjungan ke China antara lain Dekan FT UGM Prof. Selo, Prof. Tumiran dan Prof. Bayu Himawan. Sebagai tindak lanjutnya, pihak CNGR akan segera mengunjungi UGM dengan dipimpin oleh Shuo Yin, Chief Expert dari General Institute of Research CNGR.

Advertisement

Trending