Connect with us

Emiten

Lesunya Sektor Properti Berdampak pada Saham BBTN

Published

on

Infomoneter.Co, Jakarta-Kinerja keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) pada semester I/2019 kurang menggembirakan. Laba bersih perseroan turun 8% dari Rp1,42 pada akhir Juni 2018 menjadi hanya Rp1,3 triliun di periode yang sama tahun ini.

Advertisement

Kinerja rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga tidak membaik. Hingga semester I/2019 NPL gross mencapai  3,32% melonjak dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,82%. Sedangkan NPL nett juga naik dari 1,8% menjadi 2,42%. Ini tentu menambah berat beban keuangan Bank BTN, apalagi dalam aturan PSAK 71 dana pencadangan bagi kredit bermasalah bisa mencapai 100%.

“Kinerja keuangan BBTN yang labanya terus menurun dan NPL naik sehingga investor melihat saham BBTN kurang prospektif ditambah lesunya sektor properti,” ujar Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang ketika dihubungi Kamis (8/8/2019).

Edwin menambahkan, lesunya saham sektor properti termasuk saham BBTN disebabkan investor dan spekulan properti belum masuk ke pasar properti lagi karena pembelian mereka ditahun 2012 dan 2013 belum terjual. Selain itu, yield atau return dari investasi properti baik itu jenis landed house atau high rise building sangat kecil (sekitar 3,5% per tahun) padahal yield atau return dari investasi lain misal dari Obligasi dan Saham diatas 7% per tahun. “So investasi di properti tidak menarik dan tidak menguntungkan,” katanya.

Advertisement

Berdasarkan data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBTN sulit menembus level Rp3.000, jika pada 19 Juni 2019 harga saham BBTN berada di level Rp2.740, namun pada penutupan perdagangan saham kemarin hanya berada pada level Rp2.300 atau turun 19%. Padahal pada Maret 2018 harga saham BBTN pernah menembus level Rp3.800. “Jadi saham BBTN tidak beranjak naik karena memang kinerjanya yang lagi melambat,” tegas Edwin.

BACA JUGA  Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan Transformasi Bank BTN Dorong Pertumbuhan Laba Sebesar 35,32% Per 30 September 2021

Advertisement

Trending