Oleh Alan Alkantara.
Infomoneter.co, Jakarta-Andai saja PT Bank Tabungan Negara (Persero) (Bank BTN) Tidak melakukan transformasi bisnis dengan mengikuti kebutuhan pasar, belum tentu tubuh sehebat sekarang. Dalam perjalanan 71 tahun sejak tahun 1950, BTN sukses merealisasikan kredit lebih dari Rp 640 triliun dan mengalir lebih dari 5 juta masyarakat di Indonesia dari seluruh segmen.
Kesuksesan itu berlanjut ketika Bank BTN di Program Sejuta Rumah, tapi BTN juga setiap produk yang diluncurkan selalu sukses. Produk-produk inovasi yang diluncurkan selalu diterima pasar. Pencapaian itu seperti, pada tahun 2015, Bank BTN berhasil memberikan dukungan pembiayaan perumahan sebanyak 474.099 unit, kemudian di tahun 2016 menjadi 595.540 unit, tahun 2017 menjadi 666.806 unit, tahun 2018 menjadi 755.093 unit dan di tahun 2019 menjadi 735.749 unit. Produk-produk diterima pasar karena banyak melalukan inovasi produk yang sesuai dengan kenginan pasar dan produk yang diluncurpun sukses diterima pasar. Lebih kencang lagi ketika BTN meluncurkan digital yang membuat nasabah kian dimanjakan.
Agar menyesuaikan dengan kebutuhan pasar terutama kebutuhan milenial, Bank BTN memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses KPR dan bertransaksi keuangan secara digital. Benar benar nasabah dimanjakan.
Layanan pun termasuk melayani pekerja informal, seperti tukang ojek, tukang cukur, dan jurumudi taksi melalui KPR berbasis komunitas. Tak cuma sampai di situ, BTN juga menawarkan program KPR BTN Patriot khusus untuk anggota TNI.
Bank BTN juga telah menjadi bagian dari solusi untuk menjawab tantangan terkait penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia. Termasuk juga kebutuhan rumah bagi generasi produktif Indonesia. Yaitu para “Milenial.” Dengan potensi pasar para Milenial yang cukup besar, Bank BTN akan mampu menjadi mitra dalam ekosistem industri perumahan dan properti.
Saat Pandemi Covid 19 merebak di awal tahun 2020, sektor perbankan Indonesia babak belur terpukul. BTN seperti melancar di tengah badai. Namun manajemen BTN banyak melakukan analisis kritis terhadap masalah yang sedang dan akan dihadapi BTN ke depan. Seperti menyelam sambil minum air, banyak melalukan inovasi-inovasi dan terobosan meluncurkan produk yang inovatif. Alhasil menutup tahun 2020, Bank BTN sukses mencatatkan perolehan laba bersih yang meroket 665,71%
secara tahunan (year-on-year/yoy). Justru pencapaian itu, diraih di tengah tekanan pandemic. Dalam paparan Nixon LP Napitupulu, Plt Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, menyebutkan, Bank BTN sukses meraih laba bersih senilai Rp1,60 triliun pada kuartal IV/2020. Angka itu melambung tinggi dari posisi Rp209 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya,”ujarnya membuka paparan.
Menjadi Best Mortgage Bank
Sekadar merunut kembali, Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia pada tahun 1897. Pada tahun 1942, sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia, bank ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Nama dan bentuk perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya pada tahun 1963 diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini. Kemudian sejarah Bank BTN mulai diukir kembali dengan ditunjuknya oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Januari 1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan untuk rakyat. Sejalan dengan tugas tersebut, maka mulai 1976 mulailah realisasi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) pertama kalinya oleh Bank BTN di Indonesia.
Bank BTN mengembangkan bisnisnya pada tahun 1989 dengan memulai operasi sebagai bank komersial dan mengeluarkan obligasi pertama. Pada tahun 1992 status Bank BTN ini menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) karena sukses Bank BTN dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR. Pada tahun 1994, BTN memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa. Delapan tahun berikutnya, yaitu tahun 2002, Pemerintah melalui menteri BUMN memutuskan Bank BTN sebagai Bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Di tahun 2009, Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia.
Melihat kinernya yang selalu mengkilap, maka BTN ingin menjadi bank besar. Tentu ambisi ini dilatarbelakangi dengan analisis yang tajam dan dengan kerangka pikir yang kuat.
Menuju Best Mortgage Bank bukan perkara yang sulit bagi Bank BTN. Apalagi selama tahun 2020, BTN sukses menjalankan lima strategi yang memaksimalkan penerapan good corporate governance (GCG), sentralisasi proses bisnis, penguatan permodalan dan pendanaan. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kualitas kredit dan menggenjot efisiensi. Selain itu, sektor perumahan juga menjadi penopang suburnya pundi-pundi laba BTN karena bergerak positif di tengah koreksi pertumbuhan ekonomi akibat pandemi.
Bank BTN tak hanya bermain di kancah nasional tetapi regional. Apalagi tetap tumbuh dengan angka fantastis di tengah pandemi, membuktikan Bank BTN, akan menjadi alat ukur menuju Best Mortgage Bank. Wamen II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional BTN 2021 bertajuk “Transformation to Achieve Sustainable Growth” di Jakarta, Kamis (28/1/2021), mengakui modal Bank BTN cukup kuat dalam bertahan dan survive dengan bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berubah menjadi bank yang universal. Berdasarkan kajian detail, ternyata pertumbuhan segmen perumahan dan customer based yang bisa digarap dari value chain perumahan, Bank BTN bisa tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang besar.
“Dalam periode recovery ini, selain memperbaiki kualitas kredit dan funding, bagaimana kita juga bisa membangun transaction business yang kuat dimulai dari value chain mortgage yang menjadi core competence dari Bank BTN,” kata Kartika.
Kartika menilai kekuatan Bank BTN pada pembiayaan properti harus tetap diperluas pada ekosistem value chain mortgage maupun customer based. “Integrasi antara mortgage driven growth dikaitkan dengan ekosistem mortgage saya rasa akan mendapatkan customer based yang stabil dan kemudian ekosistem dari developernya,” ungkap Kartika.
Menurut dia, bisnis bank BTN yang berpusat pada bisnis pembiayaan perumahan dapat berjalan asalkan tekun menangkap aliran transaksi dalam ekosistem perumahan. “Namun saya menekankan untuk Current Account and Saving Account atau CASA dimana Bank BTN menargetkan sekitar Rp270 triliun pada road map, untuk itu transformasi cabang untuk menggalang CASA agar bisa mendapatkan funding flow yang sehat dengan cost yang lebih murah harus ditingkatkan. Jika kredit, CASA (dana murah) dan transaksi jalan, benar-benar BTN dapat tumbuh berkembang sehat dengan profitabilitas yang baik,” jelas Kartika.
Nixon LP Napitupulu menjelaskan road map tersebut terdiri dari upaya peningkatkan low-cost funding sebesar dua kali lipat menjadi Rp270 triliun. Kemudian mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari enam juta masyarakat Indonesia dan membangun one stop shop financial solution untuk bisnis terkait perumahan. Selanjutnya BTN akan menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent serta membangun portofolio kredit yang berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet.
“Roadmap tersebut kami susun dengan mempertimbangkan sejumlah faktor di antaranya pencapaian Bank BTN tahun 2020 dan faktor makro ekonomi diantaranya prospek pertumbuhan ekonomi yang membaik dengan tingkat pertumbuhan 5,0%-5,5% dan proyek perumahan yang akan kembali berjalan serta adanya percepatan digital disruption yang didorong oleh virtual serta stay @home lifestyle,” papar Nixon.
Faktor ekonomi makro yang dimaksud Nixon, selain pertumbuhan ekonomi yang sudah membaik, adalah suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate yang tetap dipertahankan pada tingkatan yang akomodatif serta sektor riil yang kembali berdetak. Hal ini akan membuat proyek pembangunan perumahan yang sebelumnya sempat tertunda khususnya perumahan segmen menengah atas akan kembali aktif, dan diharapkan sekitar 172 sektor turunan properti dapat kembali bergairah.
“Sektor properti akan menjadi salah satu motor penggerak utama Pemulihan Ekonomi Nasional dan kami mengapresiasi Pemerintah yang tetap berkomitmen mendorongnya dengan melanjutkan Program Sejuta Rumah dengan memberikan subsidi di sektor pembiayaan perumahan sebagai stimulus. Semoga ini juga akan mendorong kebijakan stimulus lanjutan yang akan lebih berdampak pada sektor properti yang dampaknya akan diikuti oleh sekitar 172 industri turunannya tersebut,” kata Nixon.
Sementara faktor pencapaian tahun 2020, menurut Nixon, merupakan prestasi yang diraih Bank BTN dengan kerja keras akan menjadi fundamental penting dalam menentukan transformasi Bank BTN tahun 2021. Bank dengan kode saham BBTN ini mencatatkan sejumlah kinerja yang diproyeksikan positif selama tahun 2020.
“Tahun 2021, kami masih terus memperkuat inovasi dan digitalisasi karena target yang kami canangkan menyesuaikan visi Bank BTN. Adapun target tersebut di antaranya kredit dapat tumbuh sekitar 8 persen, DPK dapat ditingkatkan kurang lebih 10 persen sementara laba kita harapkan dapat menembus sekitar Rp3 triliun dan rasio coverage bisa menyentuh sekitar 125%,” jelas Nixon.
Inovasi yang ditekankan BTN, Nixon menambahkan, adalah menjadi inovator digital khususnya di sektor perumahan yang saat ini masih terus dibangun perseroan melalui aplikasi mobile banking Bank BTN, portal www.btnproperti.co.id dan www.rumahmurahbtn.co.id.
Sementara itu, Komisaris Utama Bank BTN, Chandra M Hamzah dalam raker memberikan arahan kepada BTNers untuk tunduk dan patuh dengan rambu-rambu dan peraturan yang ditetapkan regulator. Selain itu juga harus memperbaiki kualitas aset kredit karena kualitas aset berdampak pada risiko reputasi dan risiko hukum, serta mempersiapkan fundamental perusahaan dengan lebih baik ketika stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional berakhir. (Petrus Alan Alkantara).