Infomoneter.co – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengumumkan, pada Kuartal IV-2018 hasil investasi industri asuransi jiwa hanya tercatat Rp7,83 triliun atau menurun 84,5 persen (year-on-year), akibat pelemahan harga pasar pada investasi saham dan reksa dana.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Ketua Bersama AAJI, Maryoso Sumaryono di Jakarta, Rabu (27/2/2019).
“Namun, jika dibanding Kuartal III-2018, hasil investasi di Kuartal IV-2018 mengalami peningkatan sebesar 509,8 persen,” sebut Maryoso.
Menurutnya, kenaikan secara quarter-to-quarter tersebut, menunjukkan bahwa IHSG sudah berada di dlam tren menguat sejak Kuartal IV-2018.
“Industri asuransi jiwa optimistis untuk hasil investasi di 2019 akan semakin membaik,” tambah Maryoso.
Adapun pada Kuartal IV-2018 total pendapatan industri asuransi jiwa hanya senilai Rp204,89 triliun atau menurun 19,4 persen (yoy). Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan premi sebesar 5 persen menjadi Rp185,88 triliun.
“Premi mengalami perlambatan, tetapi minat berasuransi masih tetap ada. Penurunan premi tersebut karena adanya penurunan hasil investasi, sehingga menurunkan minat untuk membayar premi,” papar Maryoso.
Meski begitu, kondisi pasar untuk instrumen saham dan reksa dana yang semakin membaik diyakini akan mampu mendorong pertumbuhan premi 2019 sekitar 10-20 persen.
“Kami melihat IHSG sudah terus naik, akhir 2018 sekitar 6.100-an. Tetapi, sekarang ini sudah di atas level 6.500-an,” ucapnya.
Sejauh ini, dikatakan dia bahwa komposisi investasi yang dilakukan industri asuransi jiwa adalah sebesar 33,8 persen di reksa dana dan sebesar 32,9 persen pada instrumen saham.
“Pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 14,4 persen dan deposito hanya 8,6 persen,” ucap Maryoso.
Ia juga menyebutkan, pada Kuartal IV-2018 total klaim dan manfaat tercatat melambat sebesar 1,1 persen (yoy) menjadi Rp119,74 triliun. Pihaknya mengklaim nilai tebus (surrender) melambat 0,5 persen, yakni sebesar Rp66,93 triliun. (Jep)