add_action('wp_head', function(){echo '';}, 1); Ekonom BNI: Perbankan Harus Bisa Menjaga LDR Dikisaran 87-90 Persen – InfoMoneter.co
Connect with us

Finance

Ekonom BNI: Perbankan Harus Bisa Menjaga LDR Dikisaran 87-90 Persen

Published

on

Infomoneter.co – Penyaluran pembiayaan infrastruktur secara agresif oleh bank bersetatus BUKU IV menjadi pemicu tergerusnya likuiditas industri perbankan. Pada tahun ini, isu sentral industri perbankan ada pada kecukupan likuiditas.

Advertisement

Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Kepala ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto, dalam diskusi Emiten Bicara Industri (EBI) yang bertema “Meneropong Wajah Perekonomian Indonesia di 2019″, di Jakarta, Selasa (29/1/2019).

“Seharusnya, secara individu perbankan harus bisa menjaga LDR (loan to deposit ratio) di kisaran 87-90%,” sebutnya.

Menurut Ryan, saat ini para pelaku pasar memandang bahwa Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih konservatif memproyeksikan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK). “Saat ini, loan growth melampaui funding growth,” imbuhnya.

Advertisement

Lebih lanjut Ryan menjelaskan bahwa, secara industri, tingkat LDR perbankan sudah berada di atas 94 persen, sehingga kondisi likuiditas di 2019 cukup mengkhawatirkan. “Padahal, market merasa nyaman jika LDR berada di 87-90%. Jadi, bank-bank harus menjaga LDR di kisaran itu,” tambah dia.

Dirinya pun menyatakan, jika LDR berada di kisaran 87-90%, maka pasar keuangan maupun pasar modal akan memandang bahwa industri perbankan masih memiliki ruang yang lebih luas untuk ekspansi menyalurkan kredit.

“Biasanya, bank yang LDR-nya di atas 95%, mereka siasati dengan sindikasi atau konsorsium,” ucap Ryan.

Advertisement

Adapun melonjaknya LDR pada 2018 lalu didorong agresifnya bank BUKU 4 dan BUKU 3 dalam menyalurkan pembiayaan infrastruktur. “Bank BUKU 4 dan bank papan atas lainnya lebih heavy ke pembiayaan infrastruktur,” jelasnya.

Ryan juga menambahkan, penyaluran pembiayaan infrastruktur oleh swasta dan BUMN telah memicu berkurangnya likuiditas di industri perbankan. (Jep)

Advertisement
Continue Reading
Advertisement