Connect with us

CSR

Dialog KPCPEN: Perketat Protokol Kesehatan Demi Lebaran Lebih Aman, Waspada Peningkatan Klaster Baru

Published

on

Infomoneter.co, Jakarta–Pada  akhir  pekan  April  2021,  terpantau  terjadi perkembangan  kasus COVID-19   di   Indonesia.   Berdasarkan   data   yang   dihimpun,   faktor   utamanya   kelalaian menegakkan  protokol  kesehatan  di  beberapa  tempat  umum  sehingga  menciptakan  klaster penularan  baru  seperti  di  perkantoran,  klaster  saalat  tarawih,  takziah,  dan  mudik  ke  kampung halaman.  Angka  penularan  yang  menurun  dari  Februari  hingga Maret  dikhawatirkan  berbalik meningkat apabila tidak kita kendalikan.“Kita melihat kasus konfirmasi positif COVID-19  meningkat.  Kita  melihat  juga  sampai  minggu keempat April 2021 kematian akibat COVID-19 juga meningkat, ada juga peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit,” terang dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dalam Dialog Produktif bertema Waspada Peningkatan Klaster Baru,yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan FMB9ID_IKP, Selasa (4/5).

Advertisement

Kondisi tersebut perlu dikhawatirkan, apalagi pada akhir bulan Ramadan masyarakat Indonesia memiliki tradisi mudik setiap tahun.

“Kita bisa melihat masyarakat masih ada yang mulai mudikterlebih  dulu.  Padahal  kalau  berkaca  kejadian  di  India,  melonggarnya  protokol  kesehatan, terutama pada perayaan keagamaan menyebabkan terjadinya ledakan kasus yang cukup besar,” terang dr. Nadia.

BACA JUGA  Bekasi Fajar Tanam 13 Ribu Pohon Mangrove

“Jangan sampai kita menjadi sumber penularan atau korban penularan dari orang lain. Sehingga menyambut Idul Fitri nanti kita harus perketat protokol kesehatan demi terhindar dari kesakitan dan kematian,” tutup dr. Nadia.

Advertisement

Sementara  itu  Indonesia  juga  masih  perlu  melakukan  proses  panjang  dalam  membentuk herd immunitybagi 181,5 juta penduduknya. Program vaksinasi pemerintah yang menyentuh angka 20,4  juta  pada  3  mei  lalu  masih  belum  saatnya  untuk  dirayakan  atau  memberikan  rasa  aman berlebihan kepada masyarakat sehingga mengabaikan protokol kesehatan.

 

“Euforia  vaksinasi  terus  kita  tekan,  dan  selalu  kita  informasikan  kepada  setiap  orang  yang divaksinasi  bahwa  kita  masih  dalam  masa  pandemi,  sehingga  vaksinasi  saja  tidak  cukup memberikan  perlindungan.  Tentunya  harus  melaksanakan  protokol  kesehatan,”  tambah  dr. Nadia.dr.   Fala   Adinda, Anggota Satgas   Penanganan   COVID-19   Subbidang   Mitigasi,juga mengingatkan bahwa pandemi ini masih terus berjalan.

Advertisement

“Terlebih lagi dengan adanya mutasi virus baru, jangan sampai kita mengikuti negara tetangga yang sudah memasuki gelombang ketiga, dan diikuti dengan kasus baru yang melonjak,” ujarnya.“Longgarnya protokol kesehatan yang terjadi di sekeliling kita sebenarnya menjadi semacam lampu  merah.  Walaupun  sudah  ada  program  vaksinasi  jangan  sampai  protokol  kesehatan  ini menjadi longgar,” terang dr. Fala.

BACA JUGA  Bahagiakan Pemudik, Askrindo siapkan Mudik Gratis di Liburan Lebaran

Untuk  itu  semua  elemen  bangsa  terus  menerus mengingatkan  sesamanya  agar  tidak  jenuh dengan kondisi saat ini, “Kita harus kembali lagi kepada individu masing-masing. Maukah terus menjalankan protokol kesehatan, jangan terlena dengan penurunan curva atau kejenuhan karena pandemi sudah berjalan lebih dari satu tahun,” jelas dr. Fala.

-Komite  Penanganan  COVID-19  dan  Pemulihan  Ekonomi  Nasional  (KPCPEN)  dibentuk  dalam rangka  percepatan  penanganan  COVID-19  serta  pemulihan  perekonomian  dan  transformasi ekonomi  nasional.Prioritas  KPCPEN secara  berurutan adalah:  Indonesia  Sehat, mewujudkan rakyat   aman   dari   COVID-19   dan   reformasi   pelayanan   kesehatan;   Indonesia   Bekerja, mewujudkan pemberdayaan dan percepatan penyerapan tenaga kerja; dan Indonesia Tumbuh, mewujudkan pemulihan dan transformasi ekonomi nasional. Dalam pelaksanaannya, KPCPEN dibantu   oleh   Satuan   Tugas   Penanganan   COVID-19   dan   Satuan  Tugas   Pemulihan  dan Transformasi Ekonomi Nasional.

Advertisement

 

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

Trending