INFOMONETER.CO, Jakarta –Bertempat di Hotel Maharani, Mampang, Jakarta, pada Sabtu (28/7/2018) Asosiasi Perkumpulan Pengembang Sukses Bersama (Perpesma) menggelar Diskusi Propeti Nasional dengan tema: Kiat Sukses dan Pengalaman Developer Property, Cara Mudah Menjadi Developer Property, Modal Dibantu dan Dibimbing.
Ketua Umum Perpesma, Joe Rizal, mengatakan, Perpesma baru tiga minggu terbentuk. Hingga saat ini sudah memiliki 225 anggota. “Melalui asosiasi ini, kami ingin menjaring developer –developer pemula di seluruh Indonesia, yang terkendala modal minim namun ingin berusaha, “ujarnya di sela sela diskusi.
Diskusi itu sendiri kata dia, adalah sosialisasi, bagaimana memperoleh bantuan permodalan dari Perpesma untuk developer pemula yang tanpa laporan keuangan dan tanpa BI Checking, aturan baru 2018 seputar program sejuta rumah KEMENPUPERA, cara membuat proposal menarik di mata investor, pengalaman dan kiat sukses developer Nhome, bantuan penyediaan market, perizinan dan pendampingan.
“Yang membedakan kami dengan developer lainnya adalah kami melihat market is the king. Karena kalau sudah market gampang cari modal dan hal lainnya. Alhamdulillah kita punya asosiasi ini sangat membantu. Para developer selain terkendala pendanaan, juga masalah market, sistem manajemen dan tanah. Tapi melalui asosiasi ini kami siapkan yang tidak ada diasosiasi yang lainnya. Yang penting mereka mau berusaha,” ujar J Rizal.
Ia mencontohkan, misalnya developer ada permintaan market di industri, dari asoisasi akan turut membantu memverifikasinya apakah market tersebut cocok atau tidak, jadi langsung learning by doing.
Sementara itu, sebagai dukungan untuk mewujudkan program sejuta rumah untuk rakyat yang dicanangkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (Kementerian PUPR), Perpesma juga mengajak para pengembang, khususnya pengembang pemula untuk meningkatkan pembangunan hunian bagi masyarakat.
Selain itu menurutnya, adanya backlog perumahan yang cukup tinggi merupakan salah satu peluang bagi para pengembang untuk meningkatkan pembangunan hunian bagi masyarakat. Pemerintah tentunya tidak akan mampu memenuhi kebutuhan seluruh rumah bagi masyarakat mengingat anggaran yang terbatas.
“Meski baru teregistrasi di Kementerian PUPR, kami sudah memiliki proyek rumah komersil di daerah Joglo senilai Rp 20 miliar, dan itulah yang nanti kita bantu diawal. Hingga akhir tahun pun kita banyak project di Jabodetabek,” pungkasnya.
Kendati demikian, tidak semua project yang masuk langsung diambil. Dari pihaknya ada proses seleksi terutama dari sisi legalitas dan market. Mengusung tagline one stop solution asosiasi ini bisa menjadi solusi bagi para pengembang. Banyak developer main emosional dan feeling, tidak survey marketnya dulu dan akhirnya banyak project mangkrak. (kormen)