Infomoneter.co, Jakarta-Tahun 2021 menjadi tahun penuh harapan dan optimisme dalam proses pemulihan ekonomi, tidak hanya di Indonesia tapi juga secara global. Semua sektor diharapkan dapat pulih dan memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk sektor properti/perumahan. Untuk memacu sektor tersebut diperlukan dukungan seluruh stakeholders di antaranya adalah Pemerintah, Jasa Keuangan dan Perbankan dan juga sektor pendukung lain yang menjadi ekosistem di sektor ini.
Meski tahun 2020 tinggal menyisakan beberapa pekan lagi, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tetap tancap gas untuk memastikan target-target terpenuhi, khususnya target kredit tersalur agar bermanfaat untuk rakyat banyak sekaligus mendukung program perumahan nasional yang ditetapkan pemerintah. Termasuk dalam hal ini tentu saja target laba bersih perseroan.
Bank dengan kode saham BBTN ini menargetkan bisa membukukan laba bersih tahun 2020 pada kisaran Rp1,1 triliun hingga Rp1,2 triliun. Namun pada Oktober 2020, laba Bank BTN sudah menembus angka Rp1,29 triliun atau sudah di atas target yang ditetapkan,
“Tahun 2020 ini, Kami optimistis bisa menembus laba pada kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun didorong pertumbungan pendapatan bunga bersih dan fee based income” kata Direktur Finance, Strategy and Treasury, Nixon LP Napitupulu dalam keterangan resminya kepada media saat acara luncheon meeting di Jakarta, Selasa (15/12).
Optimisme Nixon cukup beralasan karena melihat capaian kredit tersalur pada April berada pada kisaran Rp700 Miliar. Pada November kemarin menurut Nixon capaian kredit tersalur merupakan angka tertinggi secara bulanan pada tahun 2020 yang mencapai kisaran Rp2,5 Triliun. Ini yang menjadi optimisme kita selama akhir tahun 2020 nanti kita bisa saja melampuai target. “Tapi tunggu angka pastinya nanti pada saat publikasi Desember 2020, tegas Nixon meyakinkan.
Akhir tahun 2020, lanjut Nixon, sejumlah target lainnya seperti pencapaian Dana Pihak Ketiga atau DPK juga diproyeksikan akan senada dengan capaian laba perseroan.
“Yang pasti, rasio dana murah atau CASA ( current account and saving account) semakin membaik atau mencapai kurang lebih 40 persen pada bulan November, lebih baik dari Oktober yang ada di kisaran 37 persen,” kata Nixon.
Keberhasilan Bank BTN mencapai target-targetnya ditempuh dengan strategi yang terukur dan sektor perumahan yang menjadi fokus bisnis perseroan tidak terlalu terdampak pandemic covid-19. Seperti yang telah disampaikan, Bank yang menguasai pangsa pasar KPR sebesar 40% ini melakukan pembenahan business process, memperbaiki sejumlah kebijakan, termasuk policy risk, meningkatkan kepuasan nasabah serta melakukan upgrading infrastructure digitalisasi untuk produk DPK tapi juga KPR.
Di tengah pandemi, menurut Nixon dukungan pemerintah dioptimalkan dengan baik oleh Bank BTN, misalnya penyaluran Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan dana subsidi perumahan. “Pemerintah menempatkan dana di Bank BTN sebesar Rp 10 triliun. Hal itu guna mendorong sektor perbankan khususnya sektor perumahan. Hingga November 2020, Bank BTN telah berhasil merealisasikan Rp 25,6 triliun, hampir mencapai target yang sebesar Rp 30 triliun yang sebagian besar mengalir ke KPR,” kata Nixon.
Untuk tahun 2021, Bank yang baru-baru ini merayakan HUT KPR ke 44 mematok target laba pada kisaran Rp 2,5triliun hingga Rp 2,8triliun. Target tersebut akan dicapai dengan stratyegi pertumbuhan kredit antara 7 -9 persen dengan DPK yang tumbuh pada kisaran yang sama.
“Untuk mencapai target tersebut, kami akan terus lakukan apa yang telah kami mulai tahun ini perbaikan business process kredit untuk semua segmen, dan mengembangkan sejumlah strategi diantaranya melakukan transformasi operasional cabang, mengembangkan KPR non subsidi, mengembangkan value chain diantaranya dengan mengembangkan kemitraan dengan para developer maupun mitra lainnya dalam lingkup ekosistem perumahan, mengembangkan partnership misalnya membentuk perusahaan modal ventura, membentk anak usaha baru untuk menangkap peluang yang ada meraih fee based income, serta prsecepatan penyelesaian kredit macet,” kata Nixon menjelaskan.
Sebagai informasi, pada kuartal III/2020, Bank yang sebelumnya bernama Postpaarbank ini membukukan laba bersih yang melesat di level 39,72% secara tahunan (year-on-year/yoy). Perseroan tercatat mencetak laba senilai Rp1,12 triliun per kuartal III/2020, naik dari Rp801 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan ditopang oleh penurunan beban bunga dan efisiensi. Beban bunga BTN tercatat turun 3,49% yoy menjadi Rp11,95 triliun per kuartal III/2020. Prestasi lain adalah, peroleh DPK yang naik naik 18,66% yoy dari Rp230,35 triliun per kuartal III/2019 menjadi Rp273,33 di periode yang sama tahun ini.