Jakarta, INFOMONETER.CO – Dewan Redaksi Bulir.id selaku Pemred Indonews.id, Drs. Asri Hadi, MA menyampaikan ucapan selamat kepada Brigjen TNI Dr. Sutan Finekri Arifin atas jabatan barunya sebagai Dekan Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Pertahanan (Uhan).
“Semoga jabatan baru ini semakin memberi ruang kepada sahabatku Brigjen TNI Dr. dr. Sutan Finekri untuk semakin bermanfaat bagi bangsa dan negara. Saya doakan kesehatan berlimpah. Selamat bertugas,” kata sosok yang merupakan dosen senior IPDN ini di Jakarta, Sabtu (1/4/23).
Diketahui, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono merotasi atau mutasi 219 perwira tinggi dan menengah di tiga matra TNI yakni, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara(AU).
Mutasi dilakukan berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia No Kep/338/III/2023 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia tertanggal 29 Maret.
Dalam keputusan itu, salah satu yang diganti adalah Brigjen TNI Dr. dr. Sutan Finekri Arifin A, Sp.OG., Subsp.K.FM., M.A.R.S., M.H yang dipercayakan menjadi Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Pertahanan (Unhan).
Sebelumnya, dokter yang pernah menjadi Major Kopassus usai sukses dalam misi pembebasan sandera di Papua pada 1996 bersama Prabowo Subianto merupakan Komite Hukum Perumahsakitan RSPAD Gatot Soebroto.
Selanjutnya, posisi ini akan dijabat oleh Brigjen TNI dr. Sholihul Muhibi, Sp.S., M.Si.Med. Ia sebelumnya menjabat Dokter Ahli Bidang Traumatologi RSPAD Gatot Soebroto.
Sosok Brigjen TNI Dr. dr. Sutan Finekri
Dalam sebuah catatan yang diterbitkan Iluni FKUI, digambarkan tentang perjalanan pengabdian seorang Finekri. Disebutkan bahwa tujuh tahun bergabung dengan satuan elite membuat Finekri lebih tahu bagaimana arti sebuah kehidupan. Karena bagi Kopassus lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas.
Hymne Tribuana Chandrasa Satya Dharma disebut selalu akrab menemani kehidupan Jenderal dokter Finekri selama dirinya bertugas sebagai bagian dari tim medis di lingkungan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
Berbagai perasaan sempat berkecamuk di dalam hati Kapten Ckm dr Finekri ketika satuannya menugaskannya berangkat ke Mapenduma, Irian Jaya (kini Papua, Red) untuk ikut membebaskan sandera dan menumpas gerombolan pengacau liar (GPK) pimpinan Kelly Kwalik.
Perasaan seperti itu lumrah saja sebetulnya, mengingat anak pertamanya masih berusia 24 hari, dan itu merupakan tugas terberat selama menjadi dokter tentara. Namun sebagai bagian dari anggota Komando pasukan khusus, tidak ada kata tidak, tugas ya harus berangkat.
“Berkecamuk perasaan saya waktu mau ditugaskan ke Mapenduma. Bagaimana saya harus ngomong ke istri saya, mana anak saya baru umur 24 hari,” katanya mengenang peristiwa 26 tahun ini.
Penyanderaan yang belangsung sejak Desember 1995 itu berhasil diselesaikan oleh Kopassus dibantu dengan pasukan lainnya, pada 14 Mei 1996.
Atas jasa-jasanya yang luar biasa, esok harinya Kapten Ckm dr. Finekri mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa / istimewa, menjadi Mayor. Tentu bukan hanya dr Finekri saja, pasukan lainnya yang berjasa pun diganjar Kenaikan Pangkat Luar Biasa.
Ikut Tangani Mertua Eks Panglima TNI
Abdullah Mahmud Hendropriyono atau AM Hendropriyono yang saat itu berstatus sebagai mertua Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dirawat di RSPAD Gatot Soebroto. Tim dokter RSPAD memberikan penangangan medis terbaik untuk kesembuhannya.
Salah satunya adalah Brigjen TNI Sutan Finekri. Diaz Hendropriyono, salah satu anak Hendropriyono menyampaikan ayah mereka mendapat penanganan medis terbaik dari tim dokter RSPAD.
“Alhamdulilah ditangani oleh tim Dokter yg hebat: Letjen Budi, Mayjen Lukman dan Brigjen Finekri,” demikian tulis Diaz dalam caption di akun media sosial instagram pribadinya.
Brigjen TNI Sutan Finekri Arifin Abidin lahir 13 Desember 1965. Ia adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 25 Mei 2021 mengemban amanat sebagai Dirbang Riset RSPAD Gatot Subroto.
Finekri, mahir dalam bidang Kesehatan (CKM). Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Pamen Ahli Kumetdok Pok Sahli RSPAD Gatot Subroto.
Ia pernah menjabat sebagai Pamen Ahli Kumetdok Pok Sahli RSPAD Gatot Subroto dan terkahir menjadi Dirbang Riset RSPAD Gatot Subroto.
Jauh sebelum itu, ia dipercayakan menjadi Mayor Komandan Pasukan Khusus (Kopassus).
Berlatih Keras
Berada di lingkungan Korps Baret Merah, meskipun menyandang gelar dokter, dr Finekri juga berlatih menembak, melempar pisau, berenang dan sebagainya tak ubahnya sebagai prajurit komando.
Karenanya, ia mendapatkan berbagai macam wing tersemat di pakaian dinasnya seperti wing terjun para, wing menyelam, wing Komando, dan wing pandu udara.
Di Kopassus semua harus bisa, tapi tiap prajurit ada keahlian khusus. Ada ahli demolisi, ahli perhubungan, sniper, ahli kese hatan. Semua harus mampu membela diri dan perlindungan diri masing-masing
Pertengahan tahun 1993 s/d Juli 1994 dr Finekri bertugas di Irian Jaya bersama Satgas Maleo’93 Kopassus yang
dikomandani Kolonel Inf Slamat Sidabutar, suatu penugasan yang penuh tantangan. Pernah Presiden Soeharto berkunjung ke sana.
Sebagai anggota pasukan khusus, dr Finekri ditugaskan sebagai Komandan Tim Pengamanan VVIP, mempersiapkan kemungkinan terburuk. Kalau Presiden diserang, dalam keadaan darurat kemana harus dilarikan/diselamatkan.
Untuk itu ada istilah yang namanya Tim Escape President. Hanya dr. Finekri dan tim yang tahu, Paspampres tidak. Berada di samping Presiden, dengan sepucuk pistol dr Finekri.
Pendidikan Spesialisasi
Usai bertugas di Kopassus, Finekri melanjutkan pendidikan Spesialisasi di FKUI/RSCM, kemudian dr Finekri bertugas ke RSPAD. Kalau di Kopassus hanya sampai dokter umum. Selama di FKUI/RSCM dia mengambil spesialiasi Obstetry
Gynecology/kebidanan dan kandungan.
“Intinya waktu di Kopassus menjaga keamanan sampai menumpas musuh NKRI, sekarang menolong menyiapkan kwalitas
generasi penerus masa depan bangsa kita serta menolong keselamatan Ibu dan bayinya selama kehamilan dan proses kelahiran,” katanya.
Sukses Susun Pidato
Pada waktu HUT Kopassus di Irian Jaya, dr Finekri ditantang untuk membuat pidato sambutan Pangdam. Mulanya ia menggerundel sebab itu merupakan kerjaan perwira admin dan personalia. Tapi belakangan ia sadar, penugasan membuat sambutan itu sebenarnya sebuah proses transfer ilmu dari komandan kepada dirinya.
Di universitas dia biasa membuat tulisan. Tinggal digabung dengan format pidato Pangdam. Hebatnya, pidato itu dimuat di sebuah koran ternama di Jakarta. Sekian tahun di Kopassus terbiasa dengan hal-hal keras dan sulit, dr Finekri sekarang kalau melihat persoalan jauh lebih tenang.
Prinsip hidupnya easy going saja, tidak pernah susah. Ketika akan berangkat ke Irian Jaya tahun 1993 dulu, beberapa kawannya mengadakan farewel party.
Teman-temannya bertanya, “Loe koq tenang-tenang aja, kan besok berangkat.” dr Finekri menjawab, yang sekarang nikmati saja sekarang, besok nikmati besok. Kalau sekarang mikir besok, sekarang gak bisa happy.